Thepopulations in this study are students of SMP Dewi Sartika Class VII and VIII, amounting to 256 students. The sample of the study amounted to 156 people determined using the technique of
Komunikasi intrapersonal adalah peristiwa komunikasi yang terjadi dalam diri pribadi seseorang atau singkatnya, seseorang berbicara kepada dirinya sendiri Hariyanto, 2021, hlm. 66. Komunikasi intrapersonal atau intrapribadi ini dimungkinkan terjadi karena manusia dapat menjadi objek bagi dirinya sendiri melalui penggunaan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasinya. Setiap manusia pasti melakukan komunikasi dengan dirinya sendiri walaupun sering tidak disadarinya. Hampir setiap saat ketika manusia ingin mengambil keputusan dan tindakan tidak luput dari proses komunikasi intrapersonal atau intrapribadi. Sementara itu menurut Yusuf 2021, hlm. 69 komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri atau monolog. Dengan kata lain, komunikator dan komunikan adalah orang yang sama. Dalam komunikasi intrapersonal, seseorang berbicara dan bertanya kepada dirinya sendiri dan dijawab oleh dirinya sendiri pula. Contoh dari komunikasi interpersonal adalah berpikir, melamun, merefleksikan diri, berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri, berimajinasi secara kreatif, dan sebagainya. Komunikasi intrapribadi intrapersonal communication adalah komunikasi dengan diri sendiri yang merupakan landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya Karyaningsih, 2018, hlm. 29. Hal tersebut karena keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain juga bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri. Pemahaman mengenai komunikasi intrapersonal menjadi sangat penting dalam menunjang proses keberhasilan atau keefektifan komunikasi. Sebab, pemahaman yang utuh tentang diri dan kepribadian seseorang akan ikut menentukan bagaimana seorang individu berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu pula, komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Masih senada dengan beberapa pendapat di atas, Mukarom 2020, hlm. 59 berpendapat bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu dengan dirinya sendiri. Dalam konteks komunikasi interpersonal ini, seorang individu menempatkan posisinya sebagai pengirim dan penerima pesan sekaligus sehingga umpan balik yang dihasilkannya pun terjadi melalui proses internal yang berlangsung secara kontinu. Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi intrapersonal menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu dengan dirinya sendiri yang menjadi landasan bagi komunikasi interpersonal maupun komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Proses Komunikasi Intrapersonal Menurut Rakhmat dalam Hariyanto, 2021, hlm. 66, proses komunikasi intrapersonal melalui empat tahapan, yaitu; sensasi, persepsi, memori, dan berpikir yang akan dipaparkan sebagai berikut. 1. Sensasi Tahap pertama dalam penerimaan informasi pada komunikasi intrapersonal adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata sense, artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi adalah kemampuan yang memiliki manusia untuk menyerap segala hal yang diinformasikan oleh pancaindra. Informasi yang diserap oleh pancaindra disebut stimulus yang kemudian melahirkan proses sensasi. Sensasi merupakan pengalaman elementer segera yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual, dan terutama berhubungan dengan kegiatan alat indra Hariyanto, 2021, hlm. 67. Apa saja yang menyentuh alat indra, dari dalam atau dari luar disebut stimuli. Stimuli yang diterima oleh alat indra diubah menjadi energi syaraf untuk disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Stimuli harus cukup kuat agar dapat diterima oleh alat indra. 2. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan Hariyanto, 2021, hlm. 67. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli indrawi sensory stimuli. Hubungan sensasi dengan persepsi adalah sensasi merupakan bagian dari persepsi. Persepsi dipengaruhi oleh sensasi yang merupakan hasil serapan panca indra, persepsi juga dipengaruhi oleh perhatian attention, harapan expectation, motivasi dan ingatan. Perhatian yang kita tujukan terhadap sesuatu dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal penarik perhatian adalah sebagai berikut. Gerakan Manusia secara virtual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Intensitas Stimuli Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Misalnya, sesuatu yang berbeda dari yang lain akan merebut perhatian orang. Kebaruan Novelty Hal-hal yang baru dan luar biasa akan mampu menarik perhatian. Perulangan Hal-hal yang disajikan berulang kali, bila disertai dengan variasi akan menarik perhatian. Perulangan juga mengandung unsur sugesti yakni mempengaruhi alam bawah sadar kita. 3. Memori Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi dengan menyediakan kerangka rujukan maupun berpikir. Memori adalah sistem yang sangat terstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Sesuatu yang sudah tersimpan dalam memori akan mempengaruhi pemaknaan/persepsi seseorang terhadap sesuatu di waktu yang lain. Begitu pun dalam berpikir, untuk memutuskan/memerintahkan sesuatu, seseorang akan membuka memorinya untuk mengetahui apa yang perlu dipertimbangkan dalam memutuskan sesuatu, atau siapa yang perlu diperintah untuk melakukan sesuatu tersebut. Dengan demikian, memori memiliki peranan penting bagi individu dalam menentukan persepsi dan berpikir 4. Berpikir Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Dalam berpikir kita akan melibatkan semua proses yang kita sebut di atas yaitu, sensasi, berpikir, dan memori. Saat berpikir maka memerlukan penggunaan lambang, visual atau grafis. Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan yang baru. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Intrapersonal Menurut Potter & Perry dalam Hariyanto, 2021, hlm. 70 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi intrapersonal seseorang yang di antaranya adalah sebagai berikut. Perkembangan Tingkat perkembangan dalam berbicara bervariasi dan hal ini berhubungan erat dengan perkembangan anak. Orang tua memberikan pengaruh penting terhadap kemampuan anak untuk berkomunikasi. Perkembangan pada individu menentukan jenis komunikasi apa yang akan dipilih. Nilai Nilai dapat mempengaruhi interpretasi pesan dan juga bagaimana individu menginterpretasikan ide yang datang dari orang lain. Jika nilai yang dimilik seseorang berbeda dan tidak ada penyesuaian antar individu kemungkinan akan terjadi konflik saat melakukan komunikasi. Emosi Emosi dapat membuat seseorang salah menginterpretasikan pesan yang diterima. Jika emosi mempengaruhi komunikasi dimaknai sebagai perasaan subjektif seseorang dan mempengaruhi individu bagaimana berinteraksi dengan seseorang. Jika pada seseorang yang berkomunikasi tidak terkontrol emosinya maka akan terjadi perdebatan karena emosi yang muncul. Latar belakang sosiokulturalBudaya adalah hasil dari mempelajari cara berbuat, berpikir, dan merasakan. Pengaruh kebudayaan menetapkan batas bagaimana seseorang bertindak dan berkomunikasi, dalam hal ini komunikator harus bisa menyesuaikan dengan kebudayaan komunikan agar komunikasi yang berjalan menjadi efektif. Gender Pria dan wanita memiliki cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Anak perempuan biasanya perkembangan pusat komunikasi di otaknya lebih bagus dari pada laki-laki. Pengetahuan Penggunaan bahasa yang umum sangat tepat digunakan jika pengirim dan penerima pesan memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas jika kata yang digunakan tidak dikenal penerima. Karena pemakaian bahasa yang lazim menjadi faktor yang sangat membantu dalam berkomunikasi untuk menjembatani perbedaan yang terjadi. Lingkungan Seseorang dapat berkomunikasi lebih baik dalam lingkungan yang nyaman. Kurangnya kebebasan seseorang bisa mengakibatkan kebingungan, ketegangan. Gangguan lingkungan juga bisa mengganggu pesan yang dikirim. Lingkungan yang nyaman sangat membantu dalam proses komunikasi, karena inilah lingkungan menjadi faktor yang berpengaruh dalam komunikasi. Memaksimalkan Komunikasi Intrapersonal Berbagai pesan yang diproduksi dalam komunikasi intrapersonal sudah seharusnya ditingkatkan kualitasnya agar bermanfaat. Bahkan, apabila tidak dikelola dengan baik, pesan yang tidak terarah sering kali menjadi objek yang cenderung membuat individu menjadi resah dan gelisah, sedih, marah, dan perasaan negatif lainnya. Lantas bagaimana caranya membuat komunikasi intrapersonal bermanfaat dan tidak memberikan afeksi negatif? Menurut Panuju 2018, hlm. 62 beberapa cara yang dilakukan agar komunikasi intrapersonal bermanfaat di antaranya adalah sebagai berikut. Subjek-subjek dalam komunikasi intrapersonal harus berani mengeluarkan stimulus yang cenderung mengajak pikiran berprasangka buruk. Prasangka buruk menjadikan komunikasi keluar dari tujuan komunikasi untuk membuat orang bahagia. Subjek-subjek dalam komunikasi intrapersonal harus berani menuju ruang kompromi dalam memaknai stimulus. Sehingga makna yang disepakati adalah makna yang bergerak dari titik ekstrem kiri dan kanan menuju ke tengah. Itulah wilayah yang disebut wilayah saling pengertian mutual of understanding. Makna-makna yang terajut perlu didokumentasikan supaya bisa dicek kembali pada waktu yang berbeda. Dokumentasi hasil komunikasi intrapersonal bisa menjadi karya yang berguna bagi orang lain, misalnya ditulis dalam bentuk catatan ataupun puisi. Referensi Hariyanto, D. 2021. Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Sidoarjo Umsida Press. Karyaningsih. 2018. Ilmu komunikasi. Yogyakarta Samudra Biru. Mukarom, Z. 2020. Teori-teori komunikasi. Bandung UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Panuju, R. 2018. Pengantar studi ilmu komunikasi komunikasi sebagai kegiatan, komunikasi sebagai ilmu. Jakarta Prenadamedia Group. Yusuf, 2021. Buku ajar pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta Penerbit Pustaka Ilmu.menggunakanwaktu berbelanja yang terbatas dan pemilihan produk dipengaruhi oleh apa yang dipajang di toko ketika melakukan pembelian. Proses pengambilan keputusan membeli pada konsumen dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat individual (internal) maupun yang berasal dari lingkungan (eksternal). Menurut Engel, et.Ada beberapa proses terjadinya komunikasi. Pada hakekatnya proses terjadinya komunikasi menurut Onong U. Effendy adalah proses penyampaian pikiran atau gagasan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan. Pikiran tersebut bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture in our head, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya agar “gambaran dalam benak” dan “isi kesadaran” pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan dilakukan oleh komunikan. Pikiran yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dalam komunikasi disebut pesan. Agar komunikasi berjalan dengan lancar maka Wilbur Schramm dalam karyanya “communication research in the United States” menyatakan bahwa “Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan frame of reference, yakni paduan pengalaman dan pengertian collection experience and meanings yang pernah diperoleh oleh komunikan” Effendy, 1986. Menurut Schramm, bidang pengalaman field of experience merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Jika pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar. Dalam proses komunikasi akan timbul umpan balik atau feed back atau efek. Feed back mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi, sebab komunikator menerangkan suatu pesan dan bila ditanggapi oleh komunikan membuktikan keefektifan dari proses komunikasi itu sendiri dan umpan balik itu juga menentukan berlanjut atau berhentinya komunikasi yang dilancarkan komunikator. Karenanya umpan balik bisa bersifat positif maupun negatif. Umpan balik yang positif adalah tanggapan atau respon atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak menyenangkan komunikator sehingga komunikator enggan melanjutkan komunikasinya. Feed back bisa berupa verbal dalam bentuk kata “ya” untuk tanda setuju atau “tidak” untuk tanda menolak, bisa juga bersifat non verbal dalam bentuk gerakan anggota badan kita dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya, menurut Onong U. Effendy dalam bukunya Human Relations dan Public Relations menyebutkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur pokok yang diberi istilah Komunikator Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain. Pesan Pesan sebagai terjemahan dari bahasa asing “message” adalah lambang bermakna meaningful symbols, yakni lambang-lambang yang membawakan pikiran atau perasaan komunikator. Komunikan Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran komunikator ketika ia menyampaikan pesannya. Media Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Efek Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika ia atau mereka menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat dari proses komunikasi. Effendy, 1986 Efek yang di harapkan timbul dari proses komunikasi dalam kegiatan clearing house ini adalah perubahan sikap dari komunikan-komunikan sehingga akan dapat tercapai tujuan kegiatan ini dengan baik. Perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada masing-masing individu. Perubahan sikap seseorang ditentukan oleh stimulus yang diterimanya. Materi yang disampaikan oleh komunikator dalam kegiatan clearing house merupakan suatu stimulus yang diberikan kepada komunikan. Yang dalam hal ini adalah dengan adanya kesepakatan bersama dalam akhir pelaksanaan kegiatan clearing house. Dalam proses komunikasi, stimulus materi tersebut haruslah dapat menimbulkan perhatian, pengertian dan pemahaman dari komunikan sehingga dapat menimbulkan reaksi yakni perubahan sikap dari komunikan sesuai dengan keinginan komunikator. Perubahan sikap yang diharapkan dalam penelitian yang diamati adalah antara departemen-departemen yang terlibat dalam kegiatan clearing house tersebut dapat mencapai kata sepakat mengenai media-media massa asing yang ingin meliput di Indonesia. Baik itu persetujuan ataupun penolakan peliputan tersebut dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang diperlukan oleh departemen-departemen tersebut. Artikel Terkait
ArticlePDF Available Abstractp>The service industry has a substantial contribution compared to agriculture and industry with state revenues. Nevertheless, Indonesia is still the smallest compared to other large populated countries. It also proves that Indonesia has not maximized in exploiting the ability of purchasing power and economic growth achieved. The focus of this paper is to investigate the commitment commitment as central to the development of mercantile marketing. The factors that influence commitment to generate strong relationships are by maintaining a relationship to the level of customer commitment with the company. In particular, examine the factors that influence trust and satisfaction of the customer commitment. Therefore the proposed proposition is the factors that influence economic content, resource content, social content, emotional content trust belief, satisfaction satisfaction and customer commitment relationship in the service industry. dengan nilai VIF 1,123 dengan nilai VIF 1,455 dengan nilai VIF 1,563 0,10 dan semua nilai VIF < yang artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen terhadap variabel dependen model regresi penelitian sudah baik. ...William Paskah HasudunganHarti Budi YantiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah di era digital pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dan desain yang digunakan adalah cross sectional survey design. Terdapat dua jenis data yang digunakan yaitu, data primer yang diperoleh langsung dari data penyebaran angket kuesioner dengan Google Form sebagai medianya dan data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian terdahulu. Dengan total sebanyak 104 sampel, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah bank di era digital pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti yaitu; faktor kualitas fungsional ; Merek atau Kepecayaan ; dan Employee Customer Management.... A website is a compilation of information in the shape of text, script, still or motion images, animation, sound, and a combination of all of them, static or dynamic, which forms a series of interrelated systems, each of which is linked to a page link [1]. In comparison, satisfaction is a person's emotions causing by comparing the perceived product performance or results concerning his expectations [2]. The website must be fun to look at, and the website's use and satisfaction refer to meeting consumers' needs and expectations on the website. ... Jochen WirtzChristopher LovelockCreating and marketing value in today’s increasingly service and knowledge-intensive economy requires an understanding of the powerful design and packaging of intangible’ benefits and products, high-quality service operations and customer information management processes, motivated and competent front-line employees, a loyal and profitable customer base, and the development and implementation of a coherent service strategy to transform these assets into improved business management of customer switching costs has been hampered by the lack of a comprehensive typology for conceptualizing, categorizing, and measuring consumers' perceptions of these costs. This research develops a switching cost typology that identifies three types of switching costs 1 procedural switching costs, primarily involving the loss of time and effort; 2 financial switching costs, involving the loss of financially quantifiable resources; and 3 relational switching costs, involving psychological or emotional discomfort due to the loss of identity and the breaking of bonds. The research then examines the antecedents and consequences of switching costs. The results suggest that consumers' perceptions of product complexity and provider heterogeneity, their breadth of product use, and their alternative provider and switching experience drive the switching costs they perceive. Furthermore, all three switching cost types significantly influence consumers' intentions to stay with their current service provider, explaining more variance than does research examines the benefits customers receive as a result of engaging in long-term relational exchanges with service firms. Findings from two studies indicate that consumer relational benefits can be categorized into three distinct benefit types confidence, social, and special treatment benefits. Confidence benefits are received more and rated as more important than the other relational benefits by consumers, followed by social and special treatment benefits, respectively. Responses segmented by type of service business show a consistent pattern with respect to customer rankings of benefit importance. Management implications for relational strategies and future research implications of the findings are discussed. Ellen GarbarinoMark S. JohnsonSeveral theories of relationship marketing propose that customers vary in their relationships with a firm on a continuum from transactional to highly relational bonds. Few empirical studies have segmented the customer base of an organization into low and high relational groups to assess how evaluations vary for these groups. Using structural equation analysis, the authors analyze the relationships of satisfaction, trust, and commitment to component satisfaction attitudes and future intentions for the customers of a New York off-Broadway repertory theater company. For the low relational customers individual ticket buyers and occasional subscribers, overall satisfaction is the primary mediating construct between the component attitudes and future intentions. For the high relational customers consistent subscribers, trust and commitment, rather than satisfaction, are the mediators between component attitudes and future The study is motivated by business' mixed response to increasing demand for customer service, leaving the question as to its impact on performance open. The study is concerned with the impact of customers' perception of customer service bad/good on variables that are known to drive revenue, customer satisfaction, perceived relative attractiveness, and commitment. Design/methodology/approach Data were collected through a survey among bank customers. Two groups were sampled customers who have experienced good or bad customer service. The hypotheses were tested by applying structural equation modeling and running two group analysis using the PLS and LISREL softwares. Findings Customers that experience bad customer service do take into account the same variables in their evaluation as do customers that experience good customer service. They do however, put different weights on every factor in the evaluation process. Also the strength of the relationships between the variables seems to differ. Typically, analyses showed that customers experiencing bad customer service tend to consider more thoroughly all aspects of the service; the relationships between the variables were stronger and the explained variance of each construct higher, than in the group of customers experiencing good customer service. However, the paths are not different across the groups. Research limitations/implications The paper has only tested the model and hypotheses in one industry. Future research should test the same model using different industries reflecting different customer involvement levels. Practical implications From this study, service managers can learn that investing in customer service in ongoing customer relations is “the right thing to do” as it is linked to customer equity through customers' commitment to the firm. Second, as customer service in such relationships drives perceived relative attractiveness, saving the bottom line by cutting back on the human side of the customer interaction, may harm the firm's competitive position in the marketplace. Originality/value The impact of customer service on key performance variables in ongoing relations has to the knowledge never been studied relationships in services have been insufficiently studied compared to service interactions. In this paper, findings from research on relationships within industrial marketing are applied to consumer services. To manage customer relationships, new concepts are needed in addition to those used in static service quality models. A conceptual framework is presented where perceived service quality and customer satisfaction are related to relationship characteristics. It is suggested that the nature of the relationship is determined by the commitment of both the customer and the service provider to the relationship and by the bonds that exist between businesses increasingly stress the importance of cooperation and collaboration with suppliers and customers, relationship marketing is emerging as the "core" of all marketing activity. In recent years, there has been an explosive growth in business and academic interest in relationship marketing, yet no comprehensive book has been available to present key concepts, theories, and applications. The editors have assembled an authoritative and global cast of chapter contributors and crafted a volume that will become the seminal, founding work in this growing field. Their approach is eclectic, including a broad coverage of topics, diverse theoretical and conceptual paradigms, and global viewpoints. The Handbook of Relationship Marketing covers the entire scope of relationship marketing, including * The domain, evolution, and growth of relationship marketing * The conceptual and theoretical foundations of relationship marketing * Partnership issues that firms must face to enable relationship marketing * New ways of teaching and learning relationship marketing TheronThe turbulent global economic environment has resulted in renewed interest in customer retention, with relationship marketers continuously searching for innovative approaches to enhance retention. A great deal of the marketing literature focuses on especially trust, commitment and satisfaction when managing relationships. The study being reported here challenge the relevance of these three dimensions to the B2B financial services industry. A random sample of 400 clients of a leading South African B2B financial services provider was drawn, and Structural Equation Modelling SEM was used for data analysis. The findings of the study provided new insights that contradict earlier findings reported in the literature. B2B clients appear to apply a heuristic approach by combining trust, commitment and satisfaction into a single LinJames WengYi-Ching HsiehSeveral relationship marketing theories have suggested that businesses could build long-term customer relationships. The purpose of this study is to develop relational bonding strategies for a financial service business and examine the relationship between the various relational bonds and customer trust and commitment under the moderating effects of corporate website usage. The findings of this study are threefold. First, the relational bonds that foster customer trust and commitment can be categorised empirically into three types economic, social and structural bonds. Second, all of these bonds are significantly positively correlated with the customers' trust and commitment. Finally, customer use of a corporate website significantly moderates the relationship between the relational bonds and customer relational performance.
YHLs78. 139 59 377 166 72 334 171 273 290